SERPONG GARDEN APARTMENT – Kalangan milenial, ternyata lebih senang hidup di Apartemen. Hal ini terlihat pada generasi yang saat ini usia 18 hingga 34 tahun untuk memilih tempat tinggal memunculkan fakta menarik.
Suatu riset yang pernah dilakukan oleh National Family Housing Council (NHMC) di Amerika Serikat pada 2015 menunjukkan bahwa kecenderungan orang berusia di bawah 30 tahun memilih tinggal di apartemen yang baru dibangun yaitu 30 %.
Sama halnya dengan orang berumur 30 sampai 44 tahun, hasilnya juga 30 persen. Kemudian diikuti kelompok umur 45 sampai 64 tahun yaitu sebesar 21 persen, serta usia di atas 65 tahun sebanyak 19 persen.
Bagaimana dengan Indonesia? Memang bukan data terbaru, tetapi pernah ada riset yang dilakukan Rumah123.com dan Karir.commengenai kecenderungan generasi milenial untuk memilih hunian.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang lahir antara tahun 1981 sampai 1994 memilih untuk membeli rumah atau properti sejenis apartemen dengan harga maksimal Rp 300 juta.
Hal itu berhubungan dengan pendapatan yang diterima oleh generasi dalam rentang usia tersebut. Riset yang sama memublikasikan bahwa pendapatan rata-rata mereka kurang lebih Rp 6 juta per bulan.
Sayangnya, untuk memiliki rumah atau properti lain seperti apartemen dengan harga setara, mereka diwajibkan memiliki pendapatan Rp 7,5 juta per bulan.
Saat ini sulit sekali mencari rumah atau apartemen seharga maksimal Rp 300 juta di tengah kota. Padahal, pemilihan tempat tinggal bagi generasi milenial biasanya diberatkan pada lokasi yang dekat dengan tempat kerja di tengah kota seperti Jakarta.
Karenanya, banyak generasi milenial yang kemudian memilih untuk menyewa apartemen. Faktor penyebabnya bermacam-macam. Pertama, mereka cenderung tidak ingin menghabiskan banyak waktu di perjalanan, baik ketika berangkat maupun pulang kerja.
Selain itu, gaya hidup praktis juga cukup berpengaruh dengan pilihan mereka. Urusan pemeliharaan bangunan apartemen juga jadi pertimbangan.
Umumnya, soal perawatan dan segala kebutuhan sehari-hari di apartemen sudah diurus oleh pengelola gedung, misalnya urusan air, listrik, pembuangan sampah, dan keamanan.
Penghuni tinggal membayar sesuai tarif yang ditentukan oleh pengelola apartemen tersebut. Artinya, selama orang itu mampu membayar iuran yang ditentukan, maka dia tidak perlu pusing memikirkan semua urusan itu.
Faktor berikutnya yakni mengikuti tren. Bisa tinggal di apartemen atau cukup dengan menyewa membuat pilihan mereka pada rumah menjadi berkurang.
Kecenderungan itu meningkat, terutama di kota-kota yang sedang menggalakkan hunian vertikal. Apartemen menjadi solusi tempat tinggal di kota-kota besar dengan pertimbangan lokasi dan semakin berkurangnya lahan.